Kajian Fitur Arsitektur Kolonial Belanda Pada Benteng Willem I
Kajian Fitur Arsitektur Kolonial Belanda Pada Benteng Willem I
Abstract
Benteng Willem I Ambarawa ibarat “Mutiara yang Terpendam”, hal ini seakan sesuai dengan sebutannya yakni “Benteng Pendem”. Dirunut dari kesejarahannya bangunan tersebut menyimpan banyak misteri dan penuh kenangan. Kondisi Benteng Willem saat ini memprihatinkan, tidak terawat, dinding bangunan sudah mulai rusak, papan lantai tidak lagi cukup kuat untuk menyangga beban sehingga pengunjung dilarang masuk kedalam, yang terawat adalah bangunan yang saat ini menjadi lapas. Sedangkan pengunjung semakin banyak. Tujuan dari penelitian ini adalah mengeluarkan kembali mutiara yang terpendam sekian lama dengan mengkaji kembali karakteristik arsitektural pada bangunan bangunan di dalam Benteng Willem dengan melihat fitur fitur yang masih melekat pada bangunan. Metode yang akan digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan historis serta kajian literatur. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini akan menjadi kajian dalam merevitalisasi Benteng Willem 1.
References
Crow-stepped gable (2004) https://buffaloah.com/a/DCTNRY/c/crow.html. Available at: https://buffaloah.com/a/DCTNRY/c/crow.html (Accessed: 6 July 2022).
Crow-stepped gable (2022) https://www.designingbuildings.co.uk/. Available at: https://www.designingbuildings.co.uk/wiki/Crow-stepped_gable.
Handinoto (2008) ‘DAENDELS DAN PERKEMBANGAN ARSITEKTUR DI HINDIA BELANDA ABAD 19’, dimensi.
HOHENADEL, K. (2022) What Is Neoclassical Architecture?, thespruce.com. Available at: https://www.thespruce.com/neoclassical-architecture-4802081 (Accessed: 28 May 2022).
Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (2013) Benteng Dulu Kini dan Esok. Edited by I. Adrisijanti.
Loth, C. (2012) Architectural Etymology, https://www.classicist.org/. Available at: https://www.classicist.org/articles/classical-comments-architectural-etymology/.
Ministry of education and culture republic of Indonesia (2012) Fort in Indonesia. Ministry Of Education and culture Republic Of Indonesia.
Wardani, L. K. and Isada, A. (1930) ‘Gaya Desain Kolonial Belanda Pada Interior Gereja’.
Yulianto Sumalyo (2017) ARSITEKTUR KOLONIAL BELANDA DI INDONESIA. Gajah Mada University.
Harjanti, I. M. (2016) ‘Tingkat Pelestarian Kawasan Bersejarah Benteng Willem I Ambarawa’, Ruang, 2(4), pp. 358–366.
Tamimi, N., Fatimah, I. S. and Hadi, A. A. (2020) ‘Tipologi Arsitektur Kolonial Di Indonesia’, Vitruvian Jurnal Arsitektur Bangunan dan Lingkungan, 10(1), p. 45. doi: 10.22441/vitruvian.2020.v10i1.006.
Sahmura, Y. and Wahyiningrum, H. (no date) IDENTIFIKASI LANGGAM DAN PERIODISASI ARSITEKTUR KOLONIAL NUSANTARA PADA BANGUNAN CAGAR BUDAYA (STUDI KASUS : POLIKLINIK BETHESDA, SEMARANG). Available at: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/modul.
With the receipt of the article by the journal LingKAr and the decision to be published, then the copyright regarding the article will be diverted to Journal of Journal LingKAr. Darma Cendika Catholic University as the publisher of Journal of journal LingKAr hold the copyright regarding all the published articles in this journal.